Melalui percakapan dengan telepon, Alinka Hardianti atau yang kerap kami sapa dengan Alinka pun menceritakan pengalamannya mengikuti event bergengsi GT Radial Champiro SX2 Indonesia Night City Slalom 2014. Hari Sabtu, 8 Maret 2014 lalu, event ini berlangsung di GOR Satria, Purwokerto, Jawa Tengah. Bagaimana pengalaman Alinka dalam mengendarai mobil di sana?
Perubahan Sistem Kelas
“Tahun lalu, hanya terdapat dua kelas dalam kejuaraan ini yaitu kelas A dan kelas F. Namun, pada tahun ini kelas dalam Night City Slalom yang dipromotori oleh SMN (PT Sarana Media Nusantara) ini mengalami perubahan. Jadi, kelas yang dulunya adalah kelas A, dibagi lagi menjadi dua kelas yaitu kelas FWD Standart dan kelas FWD Modifikasi. Kelas FWD Standart ini merupakan kelas bagi mobil dengan mesin keluaran pabrik yang belum mengalami perombakan. Dalam FWD Standart juga dibedakan lagi menjadi FWD STD 1 yaitu untuk mobil 1200cc sekelas Etios, FWD STD 2 yaitu untuk mobil 1300cc sekelas Brio, dan FWD STD 3 yaitu untuk mobil 1500cc sekelas Jazz dan Yaris. Pengategorian yang sama juga berlaku untuk mobil kelas FWD Modifikasi dimana pada kelas ini, mobil sudah mengalami perombakan baik dari mesin maupun bodynya. Sementara itu kelas F menjadi kelas Free For All.
Selain itu, dulunya kelas A diambil 15 juara dan kelas F diambil 20 juara. Namun saat ini semua dipukul rata dan untuk tiap kelas diambil hanya 15 juara,” ujar Alinka
Publikasi yang Lebih Luas
“Tampaknya pada event tahun ini, SMN sebagai promotor lebih gencar dalam publikasinya. Hal ini terbukti dengan banyaknya wartawan yang hadir. SMN sendiri memang mengundang media bahkan baru kali itu pertama kalinya gue ikut event slalom yang disertai dengan acara pers confrence.
Positifnya sih memang event lebih terpublikasi dengan baik. Sosialisasi ke masyarakat juga lebih baik. Tapi buat gue sih cukup membuat sehari itu jadi padat. Misalnya ya, biasanya gue setelah head pertama menuju head kedua sebelum final itu selalu kembali ke hotel, istirahat sebentar lalu mandi dan berangkat untuk melaju di lapangan lagi. Tapi karena ada pers confrence, gue tidak kembali ke hotel jadi terasa capeknya hahaha..
Untuk balapannya sendiri bisa dibilang penonton cukup ramai. Bahkan event kali ini terasa eksklusif dengan kehadiran tenda di tribun. Hal itu menyebabkan semenjak siang, para penonton sudah cukup ramai memadati tribun.”
Tim Lebih Kooperatif
“Bersama formasi tim yang baru di TTI (Toyota Tim Indonesia) bersama Miko Mahaputera, Anjasara, dan Adrianza Yunial, gue merasa tim ini lebih sering kumpul. Komunikasi antar pembalap dalam tim lebih menyatu. Kami saling terbuka. Bahkan tidak ada kompetisi dalam tim. Segala hal yang kita tahu itu kita bagikan. Setelah balapan, kami turun mobil lalu kumpul di paddock untuk berdiskusi bersama tentang balapan yang sudah dilaksanakan padahal satu tim sesungguhnya saingan di lapangan.
Kami juga lebih santai untuk berbagi pengalaman di lapangan. Bahkan diantara kami berempat, jarak peringkat tidak terlalu jauh. Misalnya pada kompetisi Night City Slalom 2014 ini. juara 1 diraih Miko, kemudian juara 3 diperoleh Anjas, sedangkan peringkat 5 oleh Adrianza, dan saya juara 7.
Dalam tim ini gue merasa lebih saling berbagi dan peduli. Selain itu acara ini juga sangat menarik dan asik,” tutup Alinka.