Demas Agil memang akhirnya harus berlaga dalam ajang touring, tanpa dapat bersaing pada ajang kejurnas Gymkhana karena berbentrokan jadwalnya. Mengawali kualifikasi (qtt) dengan meraih pole position, Demas Agil merasakan peluang untuk mewujudkan impiannya untuk meraih juara nasional selama lima tahun berturut – turut. Tetapi hasil pada balapan yang digelar pada 4 November 2018 menunjukan hal berbeda.
Mengusung bendera Toyota Team Indonesia – TRD dan dukungan dari GT Radial melalui ban Champiro SX2, Demas Agil langsung menggeber mobil setelah start di mulai. Begitu pula dengan Haridarma Manopo rekan satu timnya.
Menjelang beberapa lap terakhir, ketika Safety Car memimpin jalannya balapan. Mobil Toyota Yaris dengan no start 100, tiba – tiba kehilangan tenaga. Usaha Demas Agil untuk menghidupkan mesin mobil balapnya selalu gagal. Akhirnya Demas pun harus menghentikan langkahnya untuk bersaing memperebutkan gelar juara hingga poin klasemen yang sempat dipimpinnya.
“Ini bukan tahun saya”, ungkap Demas Agil setelah melakoni balapan touring Kejurnas ITCC 1600Max. Akhirnya Demas Agil harus menunda mewujudkan impiannya untuk meraih gelar kelima juara nasional di ajang balap mobil secara beruntun.
“Setelah kehilangan poin di Gymkhana karena tidak ikut, sekarang pun harus rela untuk kembali kehilangan poin. Kendala ‘throttle by wire’ yang menyangkut menjadi penyebab mobil tidak dapat berfungsi dengan baik.”
Untuk menghadapi balapan selanjutnya, baik Auto Gymkhana dan Touring (BSD GP). Demas Agil tetap akan ‘fight’ semaksimal mungkin. “Saya tidak ingin mengandalkan keberuntungan dari ‘Dewi Fortuna’, balapan selanjutnya akan tetap tampil maksimal tetapi bisa bermain tanpa beban. Namun saya memastikan untuk tahun akan menyiapkan semuanya secara maksimal.”
Memang ada peluang yang memungkinkan untuk Demas Agil. Tetapi tentu bergantung dengan beragam hal yang sangat mungkin terjadi.