Resmi lahir pada tahun 1967 di sebuah pabrik tua di kota kecil Jerman, Burgstall, koneksi antara AMG dan Mercedes-Benz mulai terjalin dan fakta bahwa setiap mobil yang dimodifikasi oleh dua pendiri AMG selalu ‘berakhir’ di kap mesin. Butuh beberapa tahun hubungan antara kedua perusahaan untuk berkembang, baik mengenai motorsport dan mobil kota.
Pada awalnya AMG adalah perusahaan engineering independen yang memiliki spesialiasi dalam meningkatkan performa untuk kendaraan Mercedes-Benz. Mungkin dalam istilah yang lebih sederhana bisa dibilang AMG adalah vendornya Mercedes. AMG kemudian berevolusi menjadi tuner aftermarket dan kini merupakan divisi yang paling digadang-gadang oleh Daimler. Jadi selama 53 tahun, AMG bertugas menciptakan beberapa model yang sporty dan diinginkan oleh Mercedes-Benz.
Mercedes-AMG biasanya ditandai dengan tampang yang lebih agresif, performa mesin lebih tinggi, handling dan stabilitas yang lebih baik, serta penggunaan serat karbon yang lebih dominan ketimbang model reguler dari Mercedes-Benz. Selain itu, tipikal model AMG merupakan varian tertinggi dan paling mahal dari tiap kelas Mercedes-Benz.
Mengingat ada lebih dari 30 model Mercedes-Benz AMG untuk dipilih, terutama dalam beberapa tahun terakhir lineup telah meningkat drastis, jadi deretan dibawah ini hanya segelintir diantaranya dan beberapa model yang mungkin kurang familiar – baik diproduksi di Burgstall atau Affalterbach.
Mercedes-Benz 300 SEL 6.8 AMG “Red Pig” 1971
“Red Pig” mungkin sebutan ini muncul karena tampangnya mirip babi, tetapi siapa sangka sedan dengan kelas full-size luxury car ini berubah menjadi grand tourer yang sporty dan agresif dimana mengambil basis dari 300 SEL 6.3 yang terkenal. Mercedes-Benz 300 SEL 6.8 AMG 1971 adalah model pertama hasil kolaborasi yang menyabet kesuksesan, meskipun pada akhirnya itu bukan lagi mobil kota.
AMG yang dikenal dengan gaya ‘rebelllious’ mulai bosan dengan performa mesin 6.8-liter V8, kemudian mereka meningkatkan output ke 428 hp yang sangat mengesankan. Tahun 1971 Red Pig turun berlaga di 24 Hours of Spa-Francorchamps dengan urutan start kelima, tak butuh waktu lama Red Pig berpacu dengan cepat menyusul deretan depan. Alhasil Red Pig melewati garis finish sebagai pemenang di kelasnya dan menduduki posisi kedua overall melawan rival yang dianggap jauh lebih cepat.
Mengingat basis Red Pig yang tergolong berat, beberapa bagian bodi diganti alumunium untuk menurunkan bobotnya menjadi sekitar 1.635 kg, tetapi kursi belakang dan trim kayu tetap dipertahankan. Selain itu, dilengkapi dengan ban 15-inci dan air-suspension yang lebih kaku — suspensi yang tidak wajar untuk mobil balap tetapi terbukti menyabet juara. Red Pig merupakan mobil balap pertama Mercedes-Benz yang memakai ‘embel-embel’ AMG.
Mercedes-Benz 300 E 6.0 AMG “Hammer II” 1988
Gagasan tentang mobil kota bermesin besar tentu saja tidak berakhir pada Red Pig, itu sudah pasti. Konsep serupa diwujudkan pada E-Class W124, dimana AMG mentransplantasikan versi modifikasi V8 yang biasanya hanya ditemukan pada model Mercedes-Benz full-size pada saat itu. Dijuluki “Hammer” oleh media AS, Mercedes-Benz 300 E 5.6 AMG merupakan sedan 4-pintu tercepat di dunia pada era 80-an.
Penggantinya yang bahkan lebih kuat dengan modifikasi V8 — 300 E 6.0 AMG kemudian dijuluki “Hammer II”. Mesin tipe naturally aspirated ini menghasilkan tenaga 385 hp dan torsi 406 lb-ft, membuatnya E-Class Hammer paling ‘jahanam’ yang pernah ada dan sejak itu W124 menjadi model paling didambakan sepanjang sejarah karena kelangkaannya dan performa yang masif.
Mercedes-Benz 300 SL AMG HWA 1954
Meskipun telah dibangun pada pertengahan 1990-an, Mercedes-Benz 300 SL besutan perusahaan HWA tetap merupakan model 1954 karena alasan yang sangat sederhana — mobil ini sebenarnya hasil restomod yang pertama dan sejauh ini satu-satunya yang dibangun oleh AMG, meskipun hanya bekerja sama dengan HWA.
Jika anda sedikit bingung, inisial HWA berasal dari Hans-Werner Aufrecht, salah satu dari dua engineers yang mendirikan AMG pada tahun 1967. Belakangan ini, HWA telah menjadi mitra resmi Mercedes-Benz di sejumlah seri motorsport, termasuk DTM (Deutsche Tourenwagen Master).
Kembali ke versi 300 SL yang istimewa ini, tampaknya hanya ada 11 unit yang pernah dibuat dan semuanya dikonversi dari model orisinil tahun 1954 untuk menampilkan nuansa yang lebih modern di beberapa sektor termasuk drivetrain baru milik AMG.
Ternyata proyek sampingan kecil ini diprakarsai atas permintaan dari Sultan Brunei pada awal tahun 90-an, yang dikenal sebagai kolektor mobil mewah dan langka selama bertahun-tahun. Gullwing bermesin asli inline-six ini diganti dengan mesin 6.0-liter V8 yang dikawinkan transmisi matic 4-speed. Tak terkecuali sektor kolong menerima komponen baru seperti suspensi kit Bilstein, rem cakram, dan power steering. Sisi kemewahan interior menggunakan jok kulit Nappa dengan kombinasi trim panel Alcantara dan panel pelindung berbahan serat karbon besutan HWA.
Mercedes-Benz SL 73 AMG 1999
Seiring dengan transisi AMG yang berawal dari mitra balap, tuner independen hingga menjadi bagian dari Mercedes-Benz, mereka memutuskan untuk merayakan kerja sama yang jauh lebih baik — diwujudkan pada SL spesial (R129) yang dibekali dengan salah satu mesin mobil kota terbesar sepanjang sejarah Mercedes-Benz.
Secara resmi disebut SL 73 AMG karena alasan yang jelas, Mercedes-Benz SL yang sangat langka ini ditenagai oleh perpaduan mesin antara S-Class dan CL 600. Mesin monster 7.3-liter V12 mampu menghasilkan tenaga 525 hp dan torsi 553 lb-ft tanpa bantuan turbocharger atau supercharger.
Pertama kali dipasarkan tahun 1995, kemudian menyusul pada tahun 1998, total ada 85 unit yang diproduksi dan dikenal sebagai SL paling bertenaga — pula merupakan mesin dua belas silinder paling ringan sejak saat itu, berkat penggunaan bahan aluminium dalam konstruksinya. Mesin yang terdengar fantastis ini kemudian ‘dipinjamkan’ ke Pagani Zonda C12.
By: Lie
