Connect with us

Did You Know?

Kupas Tuntas Film Ford VS Ferrari, Fakta atau Fiksi? – Part 1

Ibarat roti baru keluar dari oven, film Ford VS Ferrari masih hangat diperbincangkan. Yaps, film ini tayang perdana pada 15 November lalu dan sempat bertahan beberapa minggu di bioskop kesayangan anda. Film berdurasi 2 jam 32 menit ini disutradarai oleh James Mangold dan dibintangi Christian Bale sebagai Ken Miles serta Matt Damon sebagai Caroll Shelby, keduanya menjadi pemeran utama.

Adapun bergenre drama-sport, film ini terinspirasi dari kisah nyata yang menceritakan tentang mobil legendaris, ketika pabrikan Amerika berhasil mengalahkan pabrikan Italia di sirkuit Le Mans pada tahun 1966. Pula diceritakan dua pabrikan saat mengatasi kesulitan hingga kisah kesuksesan yang tak ada tandingannya. Di sisi lain, juga menceritakan hubungan persahabatan antara Ken dan Shelby.

Sepertinya hampir semua orang menyukai film ‘underdog’ yang menantang dan bikin penasaran, terlebih dengan kehadiran Christian Bale. Jika boleh dibilang aktor kelahiran Inggris ini ibarat bunglon yang mampu menggambarkan karakter apapun untuk meyakinkan penonton bahkan Ia rela melakukan apa saja mulai dari menurukan berat badan hingga tersisa tulang dan kulit seperti dalam film The Machinist. Gila ini bikin ‘pangling’ parah!

Apapun film yang diangkat dari kisah nyata, bisa dipastikan bahwa porsi antara film dan fakta tak mungkin sama persis tetapi paling tidak mendekati. Tak bisa dipungkiri jika bagaimanapun kebutuhan industri film hollywood harus dikemas lebih dramatis — yang artinya mungkin ada sepenggal cerita yang sedikit dibumbui atau justru di-skip. Lalu, apakah film Ford VS Ferrari ini sesuai dengan sejarahnya? Seberapa akurat sih? Berikut ulasan dan faktanya. Bagi yang belum nonton hati-hati, spoiler alert!!

  1. Ford hampir membeli Ferrari. Awal ‘60-an, kecintaan Henry Ford II terhadap mobil balap adalah salah satu alasan bahwa Ford Motor Company (FMC) akan mulai bersaing di kompetisi balap. Namun di lain sisi, FMC tengah menghadapi penjualan yang menurun drastis dimana kala itu bersaing ketat dengan General Motor yang mencoba menarik konsumen kalangan muda. Masalah lain yang cukup krusial adalah FMC tak memiliki model mobil sport dalam jajarannya. Sebagai solusi instan, Henry Ford II memutuskan untuk membeli Ferrari pada tahun 1963. Ia segera mengirim timnya ke Modena-Italia untuk membuat kesepakatan dengan Enzo Ferrari yang membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk bernegosiasi.

Ford menawarkan 10 juta dolar, awalnya Enzo tergiur, tetapi ada klausul dalam kontrak yang menyatakan bahwa FMC akan bertindak sebagai pemegang keputusan dan mengambil kendali penuh terhadap anggaran balap. Enzo keberatan dengan gagasan itu dan menolak tawaran dari Ford. Singkat cerita, benar bahwa Henry Ford II kemudian marah besar dan berusaha membalas dendam dengan mengerahkan semua keuangan perusahaan untuk membentuk tim balap dan membangun mobil sport untuk mengalahkan Ferrari, khususnya di balapan bergengsi dunia 24 Hours of Le Mans. Fakta tersebut dituangkan ke dalam sebuah film Ford VS Ferrari, hanya saja proses negosiasi dipercepat demi kepentingan film.

  1. 24 Hours of Le Mans. Pertama kali diadakan tahun 1923, di kota Le Mans, Perancis. Sesuai namanya, ajang balap endurance ini menempuh jarak terjauh dalam rentang 24 jam dengan mobil sport. Seperti yang digambarkan dalam film, salah satu tantangan terbesar adalah membuat mobil mampu bertahan selama 24 jam penuh tanpa kerusakan mekanis.
  2. Carroll Shelby pensiun balap karena sakit jantung. Shelby adalah pembalap Amerika ketiga yang pernah menjuarai Le Mans bersama navigator Roy Salvadori mengendarai Aston Martin DBR1 pada tahun 1959. Sayangnya karena menderita sakit jantung, Shelby terpaksa pensiun sebagai pembalap. Dalam film dikisahkan, Shelby mengonsumsi tablet nitrogliserin. Setelah itu Ia memfokuskan diri untuk membangun mobil balap dan beberapa dekade kemudian menerima transplantasi jantung tahun 1990.

24 Hours of LeMans, LeMans, France, 1966. Ken Miles. CD#0554-3252-4006-9. 

  1. Kehidupan pribadi dan karir Ken Miles. Ken pernah mengabdikan hidupnya sebagai tentara Inggris pada tahun 1939-1945 dan pada awal Perang Dunia II ditempatkan di unit tank. Ia dipercaya di bidang permesinan kemudian dipromosikan menjadi sersan staf. Setelah perang berakhir, Ia fokus menjadi pembalap mengendarai Bugatti, Ala Romeo dan beralih ke Ford. Adapun istri Ken — Mollie yang diperankan oleh Caitriona Balfe dan putranya Peter (Noah Jupe) dalam film, itu memang benar adanya.

  1. Versi pertama Ford GT40 sangat berbahaya. Ford GT40 versi awal dengan tinggi hanya 40 inci atau sekitar 101 cm yang bertanding di Le Mans tahun 1964 dan 1965 jauh dari sempurna. Yaps, faktanya Ford pernah gagal menyelesaikan balapan di tahun kedua. Meski mobil tersebut terbilang kencang, tetapi sejumlah sektor mengalami kerusakan seperti girboks, head gasket meledak, dan rotor rem depan panas hingga 1.500 derajat dalam hitungan detik dan stuck. Roy Salvadori melakukan test-drive GT40 pada tahun 1964, karena aerodinamis yang tidak stabil Ia mengalami kecelakaan. “Saya memilih keluar dari program itu demi menyelamatkan hidup saya,” komentarnya.
  2. Ford tidak terlibat dalam pembuatan film. Ford tidak berpartisipasi dalam produksi film, namun menyediakan bahan arsip tertentu untuk penelitian. Lantaran basis film ini diambil dari buku “Go Like Hell: Ford, Ferrari and Their Battle for Speed and Glory at Le Mans” karya A.J. Baime terbitan 2009.
  3. Menghilangkan fakta beberapa balapan. Menurut sejarah, seharusnya persaingan Ford dan Ferrari berlangsung di beberapa balapan, namun sang sutradara sengaja tidak menggambarkannya di film ini. Mangold lebih berfokus pada ide balapan 24 Hours of Le Mans, kesulitan saat membangun mobil dan para pelaku yang terlibat langsung. “Di 90 menit pertama drama, kemudian pergi berperang. Balapannya sendiri hampir satu jam,” tuturnya.

  1. Carroll Shelby dan Ken Miles tidak terlibat penuh atas pengembangan GT40. Pada film Ford VS Ferrari, Shelby selaku desainer otomotif dan Ken digambarkan sebagai orang yang sangat berjasa dalam perusahaan saat melawan Ferrari. Agar cerita lebih menarik antara dua pemain utama — Shelby dan Ken, film ini sebagian besar menghilangkan para pelaku yang berperan penting dan bertanggung jawab atas keberhasilan GT40 di 24 Hours of Le Mans. Faktanya, selain mereka berdua, banyak karyawan dan kontraktor berbakat yang terlibat untuk menyelesaikan serangkaian teknikal yang rumit dalam waktu singkat. Ini termasuk Leo Beebe selaku Senior Executive Vice President dan para birokrat Ford di kantor pusat Dearborn, Michigan, yang dijuluki Glass House.
  2. Bukan Shelby yang membuat hati Henry Ford II bergetar.Fakta sebenarnya adalah Ken Miles yang mampu menaklukkan GT40, melaju dengan sangat kencang dan liar. Selain itu, tak ada catatan sejarah bahwa Ford menangis, Shelby juga tidak pernah mengunci Leo Beebe di kantor, ini hanyalah fiksi dalam film.
  3. Dan Gurney harus mendorong mobilnya melintasi garis finish di Sebring tahun 1966, meskipun momen bersejarah ini tak ditunjukkan dalam film. Mobil Gurney tiba-tiba mogok di tikungan terakhir dan Ken Miles melewatinya, sehingga mengambil posisi pertama. Sementara putranya, Alex Gurney, yang juga seorang pembalap justru digambarkan dalam film.
  4. Ford menyempurnakan mesin GT40 dengan dinamometer.Untuk menjamin bahwa mesin akan bertahan selama 24 jam di Le Mans, Ford melengkapi mobilnya dengan dinamometer — instrumen untuk mengukur output daya mesin (torsi dan RPM) yang dikontrol melalui program untuk mensimulasikan durabilitas dan performa. Aktuator servo yang dikendalikan komputer kemudian akan menjalankan mesin layaknya dikendarai di sirkuit Le mans. Mesin diuji sampai batas maksimal bahkan jika meledak sekalipun, pada saat itu para insinyur akan mencari solusi dan memulai prosesnya hingga desain mesin mampu bertahan selama 24 jam. Hasilnya adalah mesin V8 427 kubik inci.

  1. Sebagian sesi balapan dalam film hanya fiksi.Menurut catatan sejarah kala itu, Ford dan Ferrari tak pernah melakukan balapan di Willow Springs Raceway, California. Kisah itu sengaja diciptakan dalam film untuk menunjukkan personalitas dan hubungan antara pimpinan tim balap — Shelby dan pembalapnya — Ken.
Comments

Insiden mobil pembalap TGRI ditabrak oleh pembalap Honda Racing Indonesia Insiden mobil pembalap TGRI ditabrak oleh pembalap Honda Racing Indonesia

Buntut Insiden Kejurnas ITCR 1200, Toyota Sebut Sudah Terbiasa Dicurangi

Headline

Ardian Ucup Pradana Ardian Ucup Pradana

Ardian Pradana Tuntaskan Seri Perdana ISSOM 2024 dengan Double Podium

Touring Car

Lima Piala Berhasil Direngkuh M Yassin Kosasih di Seri Perdana ISSOM 2024

Touring Car

Raih 4 Trofi Kemenangan Jadi Bukti Ketangguhan Hendra Kamdani

Touring Car

Copyright © 2022 Fastnlow.net. Theme by Fastnlow, powered by CV. OTOMEDIA NUSANTARA.

Connect