Saya bukan salah satu dari jutaan penggemar Raffi Ahmad maupun Andre Taulany namun yang bikin menarik adalah mobil yang dibelinya. Yaps, belum lama ini mereka membuat geger di jagad ‘per-Youtube-an’ dimana Raffi membeli Morris milik Andre dengan mahar 700 juta, yang kemudian berpindah tangan ke Denny Cagur dengan nilai 1 milyar. Dilihat dari nominalnya terkesan sedikit bombastis, entah gimmick atau memang nilai sebenarnya cuma mereka yang tahu. Tapi yang lebih penting lagi, apakah kalian tahu asal usul mobil imut ini? Well, berikut kisahnya.
Kembali pada tahun 1956, ketika Mesir menasionalisasi Suez Canal dan mengancam berkurangnya pengiriman pasokan minyak dari Timur Tengah, lantas pemerintah Inggris terpaksa harus berjuang atas krisis minyak pertama di dunia. Yaps, harga bensin melambung tinggi dan berimbas pada masalah kebutuhan bahan bakar dan tentu saja penjualan mobil dengan mesin berkapasitas besar langsung turun drastis, kemudian muncul apa yang disebut pasar “bubble car” dengan penjualan yang meledak.
Para automaker di Inggris segera mencari cara untuk menyiasati konsumsi bahan bakar lebih dari satu kilometer per liternya dan salah satunya, British Motor Corporation (BMC) menyadari bahwa mereka harus memproduksi mobil berukuran kecil. Atas dasar inilah BMC merancang Morris sebagai akibat dari krisis Suez. Sebuah moda transportasi yang stylish, hemat, dan fun — inilah yang menjadi daya tarik dari mobil Morris.
Adalah Alec Issigonis, seorang insinyur berbakat yang telah membuktikan manfaatnya kepada BMC berupa Morris Minor yang sangat sukses pada tahun 1948. Adapun Minor menyuguhkan model yang konvensional namun mobil ini dinilai kokoh dan andal. Kemudian itu semua berubah menjadi Mini, yang memiliki bentuk sedikit boxy namun dirancang dengan kemampuan luar biasa untuk mengakomodasi orang-orang dari segala ukuran. Bobot yang ringan, front wheel-drive, dan suspensi yang disetel dengan baik membuatnya tangguh di sepanjang jalan dengan keuletan yang luar biasa.
Sir Alec dianugerahi gelar bangsawan berkat prestasinya untuk BMC, tim engineer dan desainer berjuang selama dua tahun untuk mewujudkan Mini masuk ke produksi massal. Meskipun terbilang inovatif, namun beberapa sektor membutuhkan sedikit penyempurnaan terutama powertrain FWD.
Dalam upaya memberi tenaga secara optimal, mesin Seri-A BMC versi 848 cc direkayasa ulang yang dipasang secara melintang. Rubber cushion yang digunakan sebagai pengganti per tradisional adalah untuk menghemat ruang di dalam mobil dengan panjang 10 kaki dan lebar 4,6 kaki. Sub-frame terpisah menggantikan frame one-piece tradisional dan unibody dilas menjadi satu. Ban dan velg mungil berdiameter 10 inci dikembangkan untuk meningkatkan kapasitas ruang interior. Pada prinsipnya dirancang untuk memaksimalkan ruang untuk penghuni dan bagasi.
Mini 850 berwarna putih cerah dengan plat nomor Inggris 621 AOK adalah mobil pertama dari jalur perakitan. Mobil ini masih terawat sampai sekarang sebagai bagian dari museum dan terkadang dipamerkan pada ajang mobil klasik. Yang pertama dan perlengkapan minimalis — Morris dan Austin Mini Model dibandrol dengan harga sekitar £ 496 saat diproduksi pertama kali pada tahun 1959. Ketika diperkenalkan di Amerika Serikat, harganya sekitar $ 1.300.
Rumor mengatakan bahwa kursi sengaja dibuat tidak nyaman dengan maksud untuk membuat pengemudi tetap waspada mengingat dimensinya yang mungil dan rentan, bahkan tidak dilengkapi radio untuk menghindari gangguan.
Tahun 1961, segalanya jauh lebih menarik ketika konstruktor mobil sport dan Formula 1 — John Cooper mendatangi Sir Alec dan Kepala BMC untuk meminta izin dalam mengembangkan performa Mini versi Cooper yakni mesin 977cc yang lebih besar, transaxle dan rem cakram depan yang lebih baik. Versi “high-performance” buatan John terbukti membutuhkan sistem pengereman yang lebih mumpuni lantaran output tenaga telah melejit 48 persen dari 37 hp menjadi 55 hp. Berkat hasil tangan dinginnya, Mini versi Cooper menjadi salah satu ‘pembunuh’ raksasa terbesar sepanjang masa.
Boleh dibilang Mini memiliki keunikan dalam melampaui batas kelas sosial dan pendapatan, bahkan versi Cooper sekalipun relatif terjangkau. Buktinya, mobil ini dimiliki oleh hampir semua kalangan termasuk selebriti dan sosialita, pula menjadi mobil staf resmi London tahun 1960-an. Tak terkecuali dimiliki oleh Twiggy — seorang model untuk BMC yang populer tahun 60-an, termasuk anggota dari band Yardbirds, Rolling Stones, The Beatles, Peter Sellers, serta pasangan Lord Snowdon dan Princess Margaret. Menurut sejarah, Sir Alec bahkan pernah membawa Ratu Elizabeth berkeliling Windsor Castle menggunakan Mini pertama.
Lantas BMC segera menghadirkan sejumlah varian, diantaranya versi van panel, station wagon “Countryman” dengan trim kayu, pikap, dan “Moke” — masuk dalam golongan utility vehicle atau sejenis buggy yang dibuat khusus untuk British Army tetapi lebih umum sebagai transportasi resor di beberapa wilayah seperti Bahama dan Bermuda.
Merek Mini makin melejit di tangan BMC Competition Department sejak debut kompetisi mobil pada tahun 1959, terbukti pada kemenangan kelas yang terus meningkat dan menempati posisi atas overall. Berawal dari Pat Moss yang memenangkan Baden Baden Rally dengan Mini Cooper pada tahun 1962, kemudian muncul Cooper S yang diklaim lebih bertenaga dan sistem pengereman yang lebih baik pada awal tahun 1963. Dengan Mini Cooper S, nama Mini memasuki masa kejayaan bersama pembalap Rauno Aaltonen ketika menaklukkan Alpine Rally tahun 1963. Kemenangan besar berikutnya dengan Cooper S dikendarai oleh Paddy Hopkirk dan co-driver Henry Liddon pada Monte Carlo Rally tahun 1964.
Selama beberapa tahun berikutnya, Mini mendominasi kompetisi reli internasional dengan serangkaian kemenangan. Pada ajang Monte Carlo Rally tahun 1966, Mini seharusnya finish di posisi tiga besar overall, namun sayangnya didiskualifikasi karena melanggar aturan soal “headlamp dipping”. Ini dianggap menyalahi peraturan yang rumit dan menuai kontroversi. Aturan mengatakan bahwa setiap mobil peserta harus sesuai jalur standar produksi, setidaknya berspesifikasi yang sama dengan 5.000 unit lainnya. Padahal lampu yang digunakan sama persis dengan yang digunakan pada reli Monte sebelumnya.
Tim Mini dan Roger Clark pembalap tim Ford yang juga didiskualifikasi melayangkan protes ke pejabat FIA namun tidak berpengaruh, hasil akhir menyatakan tim Citroen dinyatakan sebagai pemenang. Meskipun demikian, Mini terbukti sukses selama reli musim dingin dan menyusul kemenangan di tahun-tahun berikutnya. Antara tahun 1960-1972 Mini telah memenangkan kejuaraan reli dunia sebanyak 32 kali, tak luput berkat pembalap reli terbaik kala itu termasuk Rauno Aaltonen, Timo Makinen dan Paddy Hopkirk, serta Tony Fall dan Pat Moss.
Lama setelah berhenti dari puncak reli dunia, Mini terus dibangun dan tak hanya diproduksi di Inggris namun di sebelas negara lainnya termasuk Indonesia, Afrika Selatan, Italia, dan Spanyol. Saat ini, varian tertentu yang unik dan langka menjadi buruan para kolektor. Pada 1980-an, sebagian besar varian seperti van panel, station wagon, dan versi pickup ‘mati’, sementara Moke yang diproduksi di Portugal dan Australia bertahan hingga 1990-an.
Sepanjang perjalanannya, Mini bertahan dengan beberapa induk perusahaan — dari BMC beralih ke British Leyland kemudian ke Rover Group namun bagaimana pun Mini klasik tetap terlihat menawan dan pesona yang tak pernah lekang oleh jaman. Hari itu tiba pada Oktober 2000 ketika produksi Mini telah berakhir dari pabrik di Longbridge. Yaps, MK VII menjadi model Mini klasik terakhir dari total 5.387.862 unit yang diproduksi dan dijual di seluruh dunia.
BMW MINI
Tahun 1994, automaker Jerman BMW membeli sebagian aset Mini dan tentu saja Mini ‘hidup’ dengan interpretasi modern dari konsep aslinya. Adapun sebelumnya Mini pernah mengeluarkan edisi khusus yang akhirnya mati, Mini terbukti mampu menggeser status dari mobil konvensional menjadi ikon fashion. Mungkin atas dasar inilah Mini menjadi salah satu aset penting bagi BMW yang diakusisi dari Rover Group. Tahun 2000 Rover Group mengalami kerugian besar dan menjual seluruh asetnya ke BMW termasuk Mini, MG, Rover, dan Land Rover, namun pada akhirnya BMW hanya menyimpan merek Mini untuk menciptakan model baru dengan nama itu.
Meskipun boleh dibilang tidak ada tandingannya dimana nama mobil lainnya tidak sesuai dengan wujud aslinya, Mini adalah mobil kecil dalam arti yang sebenarnya, cepat dan ‘eye catchy’. Mobil ini bahkan jauh lebih populer di Amerika Serikat ketimbang versi yang dirancang Sir Alec. Mungkin sebagian penggemar akan mengatakan bahwa Mini modern adalah yang terbaik karena dibekali dengan elektronik, elemen plastik serta fitur canggih.
Setelah produksi Mini klasik berakhir pada tahun 2000, BMW mengumumkan pengganti Mini yang disebut MINI, ditulis dengan huruf kapital. Di bawah naungan BMW, MINI dilengkapi airbag untuk mematuhi undang-undang keselamatan Eropa.
MINI meneruskan warisan arsitektur FWD dari pendahulunya, tetapi bukan lagi kendaraan yang terjangkau lantaran MINI model 2001 tampil lebih sporty dan dibekali gen kemewahan dari merek premium BMW. Dengan teknologi terbaik untuk kelas mobil ini, MINI tetap menjadi ikon fashion dan juga berorientasi pada kesenangan berkendara. Dibandingkan dengan model klasik, dimensi MINI sekitar 21 inci lebih panjang, 12 inci lebih lebar dan berat 2.300 lbs dari 1450 lbs. Keberhasilan pasar membuktikan bahwa mobil model baru mulai abad ke-21 mengutamakan kenyaman dan keamanan karena lingkungan berkendara yang semakin keras.
Tak bisa dipungkiri bahwa salah satu elemen yang paling istimewa dari popularitas Mini Klasik adalah spirit yang melampaui batas kelas sosial — mulai dari para hipster, mods, bintang rock, dan keluarga bangsawan hingga pembalap reli. Mini is about fun and freedom!
By: Lie