JAKARTA – Gelaran Kejurnas Speed Offroad seri pertama yang berlangsung di Sirkuit Tembong Jaya, Serang, Banten, memberikan banyak cerita bagi pasangan offroader Musa Arjiansyah dan M Redwan.
Bertarung di Kelas G1.2, Arji dan Redwan, mendapat perlawanan yang begitu sepadan. Pasalnya, mereka dihadapkan oleh offroader muda, Bintang Barlean, yang tampil begitu impresif sejak balapan dimulai.
Sejatinya, pada Special Stage pertama, Arji dan Redwan telah unggul sekitar 20 detik dari Bintang. Namun rupanya, Dewi Keberuntungan sedang tidak berada di kubu Arji dan Redwan. Saat SS kedua, mereka mulai dirundung masalah pada Can Am yang mereka geber.
“SS 1 kita hampir unggul sekitar 20 detik dari Bintang. Terus SS kedua itu, kita lagi jalan tiba-tiba di lap kedua ban belakang kiri pecah, jadi kita kepukul 6 detik,” buka Redwan, menceritakan jalannya balapan.
Tidak sampai di situ saja. Saat melanjutkan SS ketiga, rupanya masalah teknis terus menghantui. Kini, Arji dan Redwan dihantui oleh persoalan rem blong. Dengan kondisi tersebut, Arji langsung memutar otak untuk mengantisipasi hal tersebut.
“Dan di SS ketiga, kita pas lap kedua rem blong. Jadi remnya pakai teknik body brake aja dan SS 4 pas waktu tinggal 17 menit lagi, ban basah yang udah dipersiapin ternyata kempes belakang kiri. Jadi kita putusin untuk pakai ban kering empat-empatnya,” jelas Redwan.
Sejatinya, sejak survei mereka telah memetakan mengenai handicap yang harus dihadapi saat lintasan hujan. Meski merasa masih bisa menggunakan ban kering, namun ada salah satu tikungan yang memang tidak bisa dilalui dengan high speed menggunakan ban kering.
“Nah terus pas kita sudah merasa aman-aman saja, sekitar 800 meter sebelum finish, rem blong. Dan ini enggak ada sama sekali remnya. Akhirnya body brake kita lakukan lagi dan ban kiri kita senggol berem buat ngerem. Agak mau kebalik 2 roda, yaudah disitulah akhirnya ketinggalan kita,” ungkapnya.
Setelah melewati pengecekan terkait kerusakan rem, ternyata memang ada bagian master rem atas bermasalah. Bahkan, hal tersebut diperparah lantaran kampas remnya pun ikut kemakan juga. (*)