Connect with us

Did You Know?

Evolusi Dibalik Logo BMW & Faktanya – Part 2

Sumber: Reuters.com

Logo yang terdiri dari elemen warna, bentuk maupun tipografi merupakan identitas visual dari sebuah perusahaan. Dan menjadi suatu hal yang lumrah jika logo mengalami perubahan seiring perkembangan jaman yang selalu dinamis. Seperti halnya BMW, setelah 34 tahun mempertahankan logo keempat, akhirnya memasuki babak baru pada logo kelima dengan sentuhan yang lebih modern, begitu pula pada teknologi mobilnya.

Sumber: Topspeed.com

1997 – LOGO BMW KELIMA

BMW memperbarui logonya pada 1997, ketika ia memproduksi beberapa model terpopuler seperti E36 Seri 3 dan E39 Seri 5. Cukup berbeda dari sebelumnya karena logo kelima adalah yang pertama mendapatkan tampilan 3D. Penggunaan bayangan pada 3D, efeknya membuat bulatan tampak menonjol dan secara visual memisahkan setiap kuarter pada lingkaran dalam.

Sementara huruf BMW tetap menggunakan font sans-serif. Desain logo ini telah digunakan selama lebih dari dua dekade dan BMW tampaknya tidak mengubahnya meskipun dalam perjalanannya sempat memperkenalkan logo 2D hitam-putih pada 2017 untuk ‘model elit’ seperti Seri 8, I8, Seri 7 dan X7.

Semua model BMW yang diproduksi pasca 1997 hadir dengan emblem yang sedikit didesain ulang meskipun tampilan 3D awalnya dimaksudkan untuk digunakan dalam iklan berbasis kertas atau online. Namun model terpenting yang diluncurkan tepat setelah pengenalan logo generasi kelima tidak diragukan lagi adalah generasi pertama (E53) X5.

Sumber: Medium.com

Insert foto: 2 (Sumber: Medium.com)

Pada 3 Maret 2020, BMW mengungkapkan bahwa mereka telah memperbarui logo mereka agar sesuai dengan rilis baru mobil konsep i4. Yaps, jadi selama 103 tahun BMW telah mengubah logo sebanyak enam kali. Pada dasarnya, desain bentuk lingkaran masih tetap sama dengan kombinasi kuarter biru dan putih. Bagian yang berubah adalah menghilangkan efek 3D dan pencahayaan serta mengganti cincin hitam pekat menjadi transparan agar logo terlihat lebih sederhana dan minimalis.

Sumber: Motor.ru

Ini berarti warna background apapun yang akan dicap dengan logo ini akan mengisi bagian transparan tersebut dan tentu saja akan memperkaya warna kontras yang bervariasi pada biru dan putih. Adapun tampilan logo baru lebih flat dari versi sebelumnya, ini sangat membantu media digital untuk “tujuan komunikasi”. Menurut BMW desain baru adalah ekspresi identitas merek yang direvisi, yang menempatkan pelanggan sebagai pusat segala aktivitas.

Sumber: Player.hu

“BMW menjadi merek relasi dan logo transparan dirancang untuk memancarkan lebih banyak keterbukaan dan kejelasan”, cetus Jens Thiemer, Senior Vice President Customer and Brand of BMW. Yaps, ini lebih dari sekedar pembaruan desain, layout dan nuansa merek baru BMW mewakili mobilitas masa depan. Tetapi sejauh mana perubahan dalam merek tercermin dalam logo baru?

“Dengan varian baru transparan ini, kami ingin mengajak pelanggan kami lebih dari sebelumnya untuk menjadi bagian dari dunia BMW. Selain itu, desain merek baru kami disesuaikan dengan tantangan dan peluang digitalisasi untuk merek. Dengan visual dan grafik, kami melengkapi diri secara fleksibel untuk berbagai macam titik kontak dalam komunikasi dimana BMW akan menunjukkan kehadirannya secara online dan offline di masa depan. Logo komunikasi tambahan melambangkan signifikansi dan relevansi merek untuk mobilitas dan kesenangan berkendara di masa depan,” jelas Jens.

 

KONTROVERSI DIBALIK LOGO BMW

Seperti mitos yang selama ini beredar, logo BMW bukanlah baling-baling pesawat terbang, melainkan makna dibalik empat kuarter dalam cincin hitam BMW bersembunyi di balik bendera Bavaria. Lantas bagaimana mitos ini muncul sementara banyak orang masih menganggap bahwa logo BMW menggambarkan baling-baling yang berputar? Ini penting untuk dijelaskan.

Sumber: Autobuzz.my

Ada kalanya bahwa BMW dulu menyombongkan diri dengan akar aeronautika pada awal berdiri. Kemungkinan besar mitos baling-baling pertama kali muncul tahun 1929, ketika BMW memasang iklan yang menampilkan dua pesawat di tengah penerbangan. Disitu ditunjukan baling-baling menciptakan bentuk lingkaran dengan logo BMW lengkap dengan kuarter biru-putih dan tulisan ‘BMW’ diatasnya.

Bersamaan saat awal krisis ekonomi global, menurut BMW Motorcycle Magazine, BMW ingin mempublikasikan fakta bahwa mereka telah memperoleh lisensi untuk membangun mesin pesawat dibawah lisensi Pratt & Whitney. Interpretasi baling-baling dianggap cocok dengan citra iklan perusahaan muda saat itu, sebagaimana menggarisbawahi akar perusahaan dan keahliannya dalam konstruksi mesin pesawat terbang. Sementara faktanya, baling-baling merupakan komponen yang tidak pernah diproduksi oleh BMW.

Namun, menurut Fred Jakobs, Archive Director of BMW Group Classic, “Dalam waktu yang lama, BMW melakukan sedikit upaya untuk mengoreksi mitos bahwa logo BMW adalah baling-baling.” Padahal secara tidak langsung, ini turut membantu penyebaran mitos tersebut.

Tahun 1942, “BMW Werk Zeitschrift”, jurnal resmi BMW pada saat itu menerbitkan sebuah artikel tentang asal mula lingkaran logo BMW dan menghubungkannya dengan baling-baling yang berputar — mungkin karena kala itu bersamaan dengan masa PD II dan BMW tengah bertransisi ke produksi mesin sipil.

Disitu diceritakan, “seorang engineer BMW sedang menguji mesin 320 hp aero pertama perusahaan. Ia mengagumi pantulan bilah bersinar dari baling-baling yang berputar dan memancar seperti aura dua kerucut silver. Diantara dua kerucut, biru dari pancaran langit membuat putaran baling-baling terbagi menjadi empat bidang — warna silver dan biru.” Ceritanya tidak berlanjut karena logo BMW sudah ada sejak Franz Josef Popp menjabat sebagai Direktur Pelaksana Rapp Works dan mengganti nama menjadi BMW, dimana sebelum mesin pesawat bertanda BMW pertama dikembangkan.

Sumber: Flagsonline.it

Jadi cukup jelas bahwa desain logo BMW mengambil inspirasi dari bendera Bavaria. Bagi BMW, ini merupakan ‘kebetulan yang membahagiakan’ tatkala logo BMW melambangkan warna bendera Bavaria (biru-putih) dan mewakili asal perusahaan.

Seperti yang disebutkan pada artikel sebelumnya — ketika logo BMW pertama kali dibuat, logo ini dilarang oleh Trademark Act karena menampilkan lambang negara atau simbol kedaulatan nasional lainnya dalam sebuah merek dagang. Lantas Popp bersama timnya menemukan solusi untuk mengonfigurasi ulang elemen warna pada logo BMW dari persepektif heraldik sekaligus menjaga hubungan dengan Bavaria tetap jelas.

Tanggal 5 Oktober 1917, logo BMW secara resmi diakui dan terdaftar dalam German Imperial Register of Trademarks dengan mempertahankan bentuk bulat yang mengambil akar dari logo Rapp terdahulu. Logo pertama BMW ditampilkan berupa cincin hitam dengan garis emas pada lingkar luar-dalam dan bertuliskan BMW. Ini kemudian negara bagian Bavaria yang menjadi basis perusahaaan akan diwakili oleh logo BMW.

Pada akhirnya menarik untuk melihat bagaimana mitos ini hidup untuk jangka waktu yang lama jika perusahaan seharusnya dapat mengatasi situasi tersebut tapi gagal melakukannya selama beberapa dekade. Menurut ahli, berpegang pada kisah bahwa lambang BMW adalah baling-baling tidak sepenuhnya salah namun juga tidak sepenuhnya benar bahwa ada baling-baling dalam logo perusahaan BMW. Mungkin mitos baling-baling lebih menarik untuk diceritakan meskipun dapat dipastikan itu tidak benar. Pengulangan yang terus menerus telah membuat penjelasan ini menjadi mitos urban yang menyebar dengan sendirinya.

 

 

 

 

 

 

 

Comments

ExxonMobil kerahkan bus premium untuk mudik nyaman mekanik 2024 ExxonMobil kerahkan bus premium untuk mudik nyaman mekanik 2024

ExxonMobil Kerahkan Bus Premium untuk Antar Mekanik Pulang Kampung

News

Setiawan Santoso pakai mobil baru di GTWCA 2024 Setiawan Santoso pakai mobil baru di GTWCA 2024

Tak Lagi Pakai Porsche di GTWCA 2024, Setiawan Santoso Beberkan Alasannya

News

Tim Indonesia di ajang Taiwan Gymkhana International Prize 2024 yang diwakili oleh Anjasara Wahyu (kiri), Canya Prasetyo (tengah) dan Adrian Septianto (kanan) Tim Indonesia di ajang Taiwan Gymkhana International Prize 2024 yang diwakili oleh Anjasara Wahyu (kiri), Canya Prasetyo (tengah) dan Adrian Septianto (kanan)

Wakili Indonesia di Gymkhana Internasional, Peslalom Ini Merasa Tertantang

Slalom

Anjasara Wahyu sukses kuasai sesi kualifikasi kategori di TIGP 2024 Anjasara Wahyu sukses kuasai sesi kualifikasi kategori di TIGP 2024

Kuasai Sesi Kualifikasi Kategori TIGP 2024, Anjasara Akui Persaingannya Begitu Sengit

Slalom

Copyright © 2022 Fastnlow.net. Theme by Fastnlow, powered by CV. OTOMEDIA NUSANTARA.

Connect