Wahyu Lamban mungkin memang termasuk pendatang baru dalam dunia offroad Indonesia. Tapi sejak tahun pertamanya turun tanah, dia langsung berhasil menggemparkan dunia Offroad khususnya Adventure offroad.
Turunnya Wahyu Lamban ke dunia offroad bisa dibilang kebetulan saja. Sejak awal anak pertama dari 2 bersaudara ini sudah di didik mandiri. Hanya bermodal mesin-mesin Gen-set dari sang ayah, dia harus memutarkan uangnya dengan menyewakan unit-unit gen-set yang dia miliki. Efeknya dia harus berpindah kuliah dari teknik mesin UGM ke teknik Industri UPN. “di UPN kuliahnya lebih santai, jadi saya bisa ada waktu untuk usaha gen-set saya mas”. Setelah lulus kuliah orang yang bernama lengkap Wahyu Lamban Jatmiko ini sudah langsung keterima di sebuah perusahaan pertambangan di Kalimantan. Tapi sayang, sang ayah tidak mengijinkannya untuk bekerja keluar Jawa. Dan Wahyu pun pusing dengan pernyataannya itu, hingga beberapa saat dia mengalami frustasi. Hingga suatu saat ayah memberikan mobil FJ sebagai penghilang kesedihannya, dan alhasil tahun 2009 dia mulai turun ke dunia offroad.
Tahun 2009 adalah tahun perdananya Wahyu Lamban turun ke adventure offroad perorangan, dan pada tahun itu juga dia langsung banyak meraih juara. Dengan bermodal memutarkan uang dari menyewakan gen-set, penggemar mouintain bike ini selama dua tahun masih merogoh koceknya sendiri untuk berjuang di dunia balap offroad. Dan selama itu dia banyak meraih juara offroad perorangan.
Hingga pada tahun 2011 tim balap asal Surabaya, Jangkar Miring mulai melirik dan menarik Wahyu Lamban untuk bergabung. Selama satu tahun penuh Wahyu berada di tim itu, walaupun belum membawa Jangkar Miring menjadi juara Nasional namun sempat membawa Jangkar Miring ke posisi atas klasemen pada tahun itu. Kemudian tahun 2012 pun ia di pinang oleh Melia Laundry Offroad Team dengan hasil yang sama. Kemudian pada akhir tahun 2012 Sencaki Menejemen didirikan dengan tekad membawa nama Yogyakarta ke dunia Nasional dan sejak tahun 2013 hingga penghujung tahun 2014 ini, Wahyu menjadi pembalap dari perusahaan property dari Bali, Hardy’s Land yang akhirnya kebersamaan mereka membuahkan hasil pada ajang Indonesia eXtreme Offroad Team sebagai juara Nasional Indonesia.
Hmm.. Bagaimana Wahyu Lamban pada tahun 2015 nanti??
Di markas besar Wahyu Lamban, bengkel IDEK Bantul, Yogyakarta disinilah semua bermula. Bengkel Idek yang berasal dari nama panggilan sang ayah yang bernama asli Suradi ini, awalnya merupakan rumah sekaligus gudang gen-set keluarga mereka. Gen-set yang sudah tersebar di berbagai tempat (disewa) membuat ada tempat kosong untuk re-search sang langganan Juara Nasional ini.
Pada saat tim fastnlow bersilaturahmi kesana, banyak kegiatan perbengkelan yang sedang terjadi, namun yang paling “sadis” adalah, Wahyu Lamban sedang membuat chasis untuk nantinya dijadikan mobil multi fungsi. Nantinya mobil ini akan bertarung di ajang speed offroad dan adventure offroad. Bisa?? “ohh, jelas bisa mas, nantinya perbedaanya hanya pada ratio gigi transmisi dan settingan suspensi”.
Namun demikian hingga kini Wahyu Lamban masih dalam tahap research suspensi. Karena suspensi yang akan digunakan nanti juga menggunakan suspensi bermerek Ori Strut yang disinyalir adalah suspensi cerdas. Namun kendala yang dihadapi sekarang adalah, saat digunakan pada balap speed offroad, gaya gesek akan lebih banyak dibanding saat digunakan di adventure offroad, yang nantinya akan mempengaruhi kinerja suspensi (gampang panas) karena semua sistem hanya menggunakan pressure oli (tidak menggunakan per).
Kemudian ditanya tentang pedoman pembuatan rangka Wahyu Lamban mengatakan “saya mengambil konsep dari gabungan mobil adventure offroad Indonesia dengan Pro-rock. Di Indonesia tidak bisa menggunakan konsep full Pro-rock, karena lintasan di Indonesia masih terlalu kecil untuk mobil sejenis itu”. Dari rancangan awal Wahyu Lamban hanya mengalami perubahan minor yang, terutama pada settingan suspensi.
Untuk target tahun depan terhadap rancangan chasis multi fungsinya, Wahyu Lamban hanya mengharapkan “tidak terjadi kerusakan saja sudah cukup” paparnya.