Connect with us

Headline

Eva dan Philippe, Targetkan 10 Tahun Overland Keliling Dunia

Overland keliling dunia, bagi saya kalimat tersebut sarat dengan tantangan dan butuh yang namanya ‘nekat’ keluar dari zona nyaman. Bagaimana tidak, penggiat overland di negara asing rela mengundurkan diri dari pekerjaan dan melepas jabatan tinggi demi melakukan hal gila ini, bahkan lebih ekstrimnya ada juga yang menjual rumah dan seisinya.Tentunya, ini merupakan keputusan besar dan nggak main-main.

Hal itu terjadi pada Eva dan Philippe, sepasang suami istri yang saya temui di ajang Indonesia Land Rover United (ILRU) #4 di Cibodas. Mereka overland dari Perancis menggunakan Land Rover Defender 110 yang telah disulap bergaya camper. Saya penasaran dan memberanikan diri bertanya lebih jauh dari sekedar hanya berselfie ria atau memberikan suvenir seperti lainnya.

Awalnya saya bertanya secara umum kepada Eva, kapan overland mulai dilakukan. Jujur saya lega karena mendapat respon positif dan Eva dengan gamblang menceritakan perjalananya dalam pertemuan yang singkat ini. Mereka memulai overland sejak dua tahun silam dan Indonesia merupakan negara ke-27 yang disinggahi.

Keinginan untuk overland muncul sejak 8 tahun lalu, namun yang menjadi pemicu utama adalah ketika sang suami, mengalami stroke. “Keputusan ini justru kami ambil ketika Philippe stroke, dia memiliki semangat yang besar untuk sembuh dan bisa overland,” jelas Eva. Setelah itu butuh waktu setahun untuk mempersiapkan segala sesuatu, mulai dari menjual rumah beserta isinya, berhenti dari pekerjaan, dan mempersiapkan kendaraan serta dokumen.

“Lagipula kami sudah mulai menua dan belum dianugerahi anak, saya berusia 45 tahun dan dia 55 tahun, jadi apalagi yang harus ditunggu. Nggak perlu memikirkan lebih jauh lagi, pilihannya adalah sekarang atau tidak sama sekali,” imbuhnya. Adapun demikian, ia tetap membeli sebuah apartemen kecil untuk pengganti home base yang disewakan per bulannya sebagai income selama overland.

Lantas Defender bekas sengaja dibeli saat mereka memutuskan untuk overland, “Buat kami Defender adalah pilihan dengan harga terjangkau, serta kuat dan cocok sebagai kendaraan camper.” Eva pun mengatakan camper ini merupakan bangunan kedua lantaran pernah mengalami kecelakaan hingga menyebabkan bagian camper ambruk. “Kami juga sempat ganti suspensi di Mongolia,” tutur Eva.

“Kami cukup memperhatikan budaya, agama apalagi situasi politik suatu negara, saya suka politik tapi Philippe lebih concern. Dia suka menulis dan menuangkan pandangannya terkait 3 aspek itu di blog kami. Jadi situasi politik dan agama menjadi pertimbangan kami apakah negara tersebut layak dan aman dikunjungi atau tidak,” cetusnya.

Mereka pun memiliki pengalaman pahit dan manis saat berkunjung di satu negara. “Thailand, yang kata orang termasuk negara yang ramah namun dari pengalaman kami pribadi faktanya tidak. Mereka ramah karena menawarkan sesuatu untuk dijual atau demi mendapatkan uang semata. Tetapi saya sangat terkesan dengan keramahan orang Indonesia, saya merasakan ketulusannya. Misalnya saat kami berhenti di pom bensin atau sekedar istirahat dijalan, mereka menyambangi kami, menegur dengan sapa hangat, menawarkan bantuan atau sekedar melempar senyum dari kejauhan. Orang Indonesia suka senyum!” ucap Eva.

Tanpa basa basi Eva pun mengutarakan opininya tentang agama, “Saya akui, orang Perancis punya stigma negatif bahwa muslim adalah teroris. Padahal jika mereka mau buka pikiran lebih luas, tidak semua muslim itu teroris, hanya aliran tertentu saja. Mungkin mereka harus overland dan melihat secara langsung umat muslim di dunia seperti apa.”

Ia mengatakan tujuan selanjutnya adalah Flores, sementara Papua juga menjadi incaran tetapi masih perlu pertimbangan lebih lanjut. “Saya suka diving, katanya Papua surganya orang diving. Tetapi kami masih punya beberapa pertimbangan, lagipula shipping kendaraan kesana cukup mahal.”

Saya pun sempat mengatakan bahwa Indonesia terdiri dari ribuan pulau yang kaya akan budaya dan menawarkan alam yang menawan, mungkin butuh waktu setahun eksplor Indonesia dan berbaur dengan penduduk setempat. Sayangnya, visa kunjungan mereka tersisa satu bulan.

Sebelum mengakhiri perjumpaan, Eva menambahkan bahwa negara selanjutnya yang dituju adalah New Zealand, “Rencananya, target dalam 10 tahun kami sudah menyelesaikan misi keliling dunia. Jadi masih 8 tahun lagi perjalanan yang kami tempuh.”

“It’s better living your dreams than dreaming your life”, itulah prinsip yang selalu dipegang oleh Eva dan Philippe. See you when I see you, thanks for the nice chit chat!

Comments

Insiden mobil pembalap TGRI ditabrak oleh pembalap Honda Racing Indonesia Insiden mobil pembalap TGRI ditabrak oleh pembalap Honda Racing Indonesia

Buntut Insiden Kejurnas ITCR 1200, Toyota Sebut Sudah Terbiasa Dicurangi

Headline

Ardian Ucup Pradana Ardian Ucup Pradana

Ardian Pradana Tuntaskan Seri Perdana ISSOM 2024 dengan Double Podium

Touring Car

Lima Piala Berhasil Direngkuh M Yassin Kosasih di Seri Perdana ISSOM 2024

Touring Car

Raih 4 Trofi Kemenangan Jadi Bukti Ketangguhan Hendra Kamdani

Touring Car

Copyright © 2022 Fastnlow.net. Theme by Fastnlow, powered by CV. OTOMEDIA NUSANTARA.

Connect