Putaran 1 Mogu-mogu AMF Yogyakarta memang telah usai, namun masih saja menjadi perbincangan hangat di kalangan pecinta otomotif kota Gudeg ini. Dari sekian banyak yang menarik dari event itu, bagi Fastnlow.net ada yang menarik untuk dibahas karena tingkah laku dan perjuangannya.
Ikhsan Utama drifter rookie yang berasal dari Ibu Kota ini mengalami perjuangan yang cukup seru. Ikhsan yang termasuk pembalap “underdog” ini melakukan seluruh persiapan untuk mobilnya sendiri tanpa di tangani tim mekanik seperti drifter lain pada umumnya.
Seperti yang dilakukannya sesampainya di Jogja, di harus langsung memeriksa kondisi kendaraanya sendiri. Dan tidak seperti rata-rata para drifter lainnya yang datang dengan transportasi udara, dia bersama 2 temannya menggunakan transportasi darat (nyetir sendiri).
Dirasa mobil siap tampil, Ikhsan mencoba putaran pertamanya di latihan bersama sehari sebelum hari H. Namun belum sampai dengan tikungan pertama ban kiri belakangnya ternyata lebih memilih untuk berjalan sendiri (red, ban terlepas). Ternyata baut roda ban tersebut patah.
Entah kenapa bisa terjadi kejadian itu, namun yang pasti mobil ini sejak pertama di bangun 3 tahun yang lalu memang tidak pernah mengalami kerusakan yang berarti, jadi mungkin ini memang sudah waktunya rusak.
Butuh waktu perbaikan yang cukup lama untuk memulihkan kondisi baut roda, otomatis Ikhsan sudah kehilangan waktu untuk sesi latihan bersama ini. Ikhsan yang harus memperbaiki kerusakan itu harus lembur semalaman hingga pukul 12 malam. Luar biasa capek pastinya.
Untung lah di race day masih di berikan waktu untuk latihan, Ikhsan yang menggunakan Nissan Cefiro bermesin RB 25 ini di race pertama bertemu dengan H. Chandra sang tuan rumah, untuk itulah beberapa kali dia berlatih tandem bersama pengusaha rel kereta api itu.
Namun di sela-sela latihannya dia sebetulnya sedang berpikir keras agar tidak menghabiskan banyak persediaan ban. Secara, dia hanya membawa 4 set (8 buah) ban untuk pertandingan ini. Jadi dia harus benar-benar mengatur throttle dengan baik namun bisa melakukan drifting dengan cantik.
Dan sialnya, saat race melawan H. Chandra dia harus mengulang tandemnya beberapa kali karena para juri menyatakan belum dapat memastikan siapa pemenangnya diantara dua drifter itu (one more time). Namun keberuntungan memihak pada Ikhsan yang hasilnya dia dapat masuk ke babak berikutnya.
Tapi….setelah itu dia harus tandem dengan ‘Indonesian Drift King’ Amandio. “E..buset gue lawan dewa drift” celetuknya sedih. Ikhsan dengan persediaan ban yang menipis dan kondisi fisik yang lemah letih lesu itu hanya bisa pasrah.
Tetap bertanding semaksimal mungkin, namun akhirnya Ikhsan pun bertekuk lutut atas kekalahannya melawan Amandio.
Bukan berarti kekalahannya membuat dia bersedih, namun sejak dari Jakarta dia memang sudah berniat untuk bermain fun saja.