Connect with us

Community

Mau Tahu Salah Satu Founder Holden Indonesia?

Pada hajatan Jogja Holden Day (JHD) yang saya kunjungi kemarin, saya benar-benar tak menduka bakal bertemu teman lama. Samar wajahnya terlihat familiar diantara kerumunan anggota rakernas JHD yang saat itu belum dimulai, postur tubuhnya juga masih terlihat sama seperti pertemuan terakhir. Jujur saya ragu tetapi akhirnya saya beranikan diri untuk memanggil namanya, “Mas Dito!”

Spontan pria tersebut menengok ke arah saya, wah benar nih dalam hati. Kemudian kami saling bertegur sapa menanyakan kabar, setelah ngobrol ‘ngalor-ngidul’ saya melemparkan pertanyaan, “Kok disini ngapain mas?”.

Rupanya Mas Dito pernah mainan Holden waktu jaman muda dulu dan tak disangka Ia merupakan salah satu pendiri Holden Indonesia (HI), bahkan Mas Dito-lah yang memberi nama tersebut. Malahan HI yang dulunya berlabel Holden Wise Indonesia (HWI) sempat beberapa kali ganti nama sebelum akhirnya dicetuskan nama Holden Indonesia.

Cukup kaget sih lantaran yang saya tahu Mas Dito sangat aktif didunia 4×4, terlebih di IOF bidang safety dan rescue. Mas Dito yang waktu itu juga hadir bersama founder lain Galih Laksono dan Solichin Zulkarnain yang kini menjabat sebagai Ketua HI sempat mengungkapkan sejarah berdirinya klub yang menaungi seluruh chapter Holden se-nusantara.

“Tahun 90an awal kita bikin HWI bersama mas Galih, Solichin, pokoknya ada 10 oranglah. Dalam perjalanannya HWI sekarang berganti nama menjadi Holden Indonesia, dibawah itu chapternya banyak, mau pakai nama apa aja terserah tapi kita payungnya satu. Pada prinsipnya HI yang memayungi semua klub Holden yang mau bersatu,” sambut Mas Dito. Sejak itulah HI berdiri pada 1 September 2001.

Handito atau yang memiliki sebutan Dito Anjing Kampung menegaskan misi dari HI, “Pertama kita mau melestarikan Holden. Kedua merangkul semua teman-teman walaupun beda latar belakang dan keinginan. Komunitas manapun masalahnya cuma itu-itu aja kalau nggak fisik ya emosi, terserah chapter itu mau ngapain monggo silahkan, yang nggak suka di chapter ini bisa pindah ke chapter sana tapi payungnya cuma satu. Ibarat kita punya rumahnya mau isinya apa monggo, yang jelas kita adu ide dan kreatif. Kita semua bersaudara kok.”

Memang butuh proses panjang komunitas Holden bisa berkembang hingga sekarang. “Kita para founder beneran nggak menyangka, dulu cuma iseng ngumpul-ngumpul sekarang bisa besar seperti ini. Ayo kita kumpulkan lagi anggota lama, anggota baru atau mungkin yang baru minat beli Holden. Kami berharap Holden tetap dilestarikan, klubnya juga tetap guyub dan kompak,” ujarnya.

Sosok berambut cepak yang kini lebih sering menunggangi Jeep Cherokee berkelir biru ini mengapresiasi adanya Jogja Holden Day, “Kalau lihat Holden di JHD suprise banget ya mobilnya bagus-bagus, venuenya memadai, sponsornya juga bagus dan ini rekor pertama kalinya event Holden punya lucky draw 1 unit Holden. Kita dulu belum sanggup.”

Mas Dito pun sempat menuturkan bahwa di tahun 90an harga second Holden hanya senilai 700rb, dibandingkan saat ini harganya bisa seribu kali lipat. “Harga segitu itu tinggal pakai lho kalau sekarang paling buat beli busi. Sekarang ya kisaran 50jt sampai 600jt, saya nggak sanggup beli,” seraya tertawa.

Bahkan yang lebih menyakitkan, mungkin saat jaman baheula Holden dianggap tak bernilai apalagi konsumsi bahan bakarnya yang terbilang boros tentu saja merogoh kocek. Jika kita lihat jaman now malah terbalik, kondisi ekonomi yang kian tak menentu justru membuat harga Holden kian melambung.

“Padahal dulu Holden itu dilindas-lindas dijadikan sebagai obyek gilas mobil, dulu kita sempat protes,” imbuh Mas Dito. Populasi Holden di bumi pertiwi kita memang terbatas, nggak sebanyak sedan klasik pada umumnya, apalagi Holden sudah menjadi bagian dari barang buruan para kolektor.

Setiap orang pasti punya kenangan, begitu juga dengan Mas Dito yang menceritakan secuwil kisah masa mudanya bersama Holden. “Selama perjalanan hidup saya nggak pernah terlepas dari Holden, aku dapat istri dari Holden, anakku waktu masih kecil ngalamin naik Holden juga. Jaman dulu itu Holden itu wuelek, perempuan kalau mau jalan sama lelaki berHolden kui yo alhamdulilah.”

Sebelum menutup obrolan Mas Dito pun tak lupa berpesan bahwa Holden tidak sehebat mobil klasik Amerika, tetapi jika kita punya kebanggan kita pasti bisa melestarikan Holden sampai kapan pun.

Comments

Langganan Juara M Yassin Kosasih Berlanjut di Seri Ketiga Langganan Juara M Yassin Kosasih Berlanjut di Seri Ketiga

Langganan Juara M Yassin Kosasih Berlanjut di Seri Ketiga

Touring Car

Trofi kemenangan MOMRC di Seri 3 terinspirasi dari teknik balap Heel and Toe Trofi kemenangan MOMRC di Seri 3 terinspirasi dari teknik balap Heel and Toe

Teknik Balap Ini Jadi Filosofi Trofi Kejuaraan MOMRC

Touring Car

Haridarma Manoppo podium kedua di Japan Cup GT4 Okayama 2024 Haridarma Manoppo podium kedua di Japan Cup GT4 Okayama 2024

Duel Sengit GR Supra GT4 di Okayama, Haridarma Podium Kedua

Touring Car

Haridarma Manoppo targetkan menang di Japan Cup GT4 Okayama 2024 Haridarma Manoppo targetkan menang di Japan Cup GT4 Okayama 2024

Japan Cup GT4 Okayama Jadi Target Kemenangan Haridarma

Touring Car

Copyright © 2022 Fastnlow.net. Theme by Fastnlow, powered by CV. OTOMEDIA NUSANTARA.

Connect